Banner

Bagaimana Sebaiknya Pemanfaatan Platform AI untuk Penulisan Jurnal Medis?

Seiring berkembangnya teknologi, pemanfaatan platform AI seperti ChatGPT semakin marak di berbagai bidang, termasuk di dunia penulisan jurnal medis. Teknologi ini menawarkan kemudahan dalam mengakses informasi dan memperoleh ide dengan cepat. Namun, ada tantangan besar yang harus diperhatikan oleh para penulis medis, terutama terkait orisinalitas karya dan standar etika publikasi.

Prof. DR. Dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH., Vice Dean of Faculty of Medicine Universitas Indonesia sekaligus Editor in Chief of Journal of Indonesian Medical Association (JInMA-MKI) mengatakan jika ChatGPT memiliki potensi untuk membantu penulis dalam proses pencarian informasi dan ide. Namun, penting untuk diingat bahwa AI seperti ChatGPT hanya berfungsi sebagai alat bantu saja, bukan pengganti proses kreatif dan intelektual seorang penulis. 

"Saya sarankan untuk menggunakannya hanya sebagai informasi dan ide. Jangan menggunakannya untuk penulisan, karena itu akan mudah dideteksi. Jurnal-jurnal internasional sangat canggih dalam mendeteksi kesamaan tulisan, jadi orisinalitas penulisan bisa dijaga jika tulisannya kita buat sendiri,” Kata Prof Ovy. 

Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ChatGPT memang bisa memudahkan penulis dalam mengumpulkan referensi atau data awal, akan tetapi tetap tidak boleh digunakan sebagai alat utama dalam menyusun tulisan jurnal medis. 

“Penggunaan yang berlebihan dari platform AI berpotensi membuat tulisan terdeteksi sebagai plagiat, mengingat kemampuan jurnal internasional dalam mendeteksi kesamaan konten melalui alat pendeteksi plagiat yang semakin canggih,” jelasnya.

Tantangan Orisinalitas dalam Penulisan Jurnal Medis

Prof. DR. Dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH.

Orisinalitas merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penulisan akademik, terutama jurnal medis. Penggunaan teknologi AI dalam proses penulisan tetap harus dibarengi dengan kontrol ketat terhadap orisinalitas karya. 

"Menulis jurnal itu membutuhkan gaya bahasa dan teknik tulisan yang orisinal. Kita harus bekerja keras agar tidak terdeteksi sebagai plagiat, meskipun sudah mengerjakannya sendiri. Sekarang, jurnal-jurnal memiliki alat deteksi plagiat yang sangat canggih,” tutur Prof Ovy. 

Plagiarisme, baik disengaja maupun tidak, bisa berdampak buruk pada reputasi seorang penulis. Jurnal medis, terutama yang berskala internasional, tidak segan-segan menolak atau menghapus artikel yang terbukti plagiat. Bahkan, penulis yang sudah memiliki reputasi atau indeks di jurnal-jurnal internasional pun bisa kehilangan kredibilitasnya jika tulisan mereka dianggap tidak orisinal.

“Kalau jurnal internasional akan langsung menghapus tulisan kita, apalagi jika penulisnya sudah punya nama atau indeks untuk penulisan internasional. Sekarang kan kita mengecek nama kita ada di jurnal tersebut atau tidak. Kalau kita tidak tercantum di sana, atau tulisan kita mirip, sudah bisa dipastikan tulisannya akan ditolak. ChatGpt memang canggih, tapi para pengelola jurnal juga tidak kalah canggih,” ungkapnya. 

Tips Bagi Pemula dalam Penulisan Jurnal Medis

Bagi penulis pemula yang ingin terjun ke dunia penulisan jurnal medis, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami untuk meningkatkan peluang karya mereka diterima dan diakui di jurnal medis. Berikut beberapa tips dari Prof. Ovy yang bisa diikuti:

  1. Belajar Menulis dengan Ringkas dan Padat 
    Kemampuan menulis yang ringkas dan tepat sasaran adalah kunci. Menulis jurnal tidak hanya tentang mengemukakan ide, tetapi juga harus didasarkan pada penelitian yang valid. Penelitian yang baik tidak selalu memerlukan pengumpulan data lapangan, karena sistem penulisan seperti systematic review atau *meta-analysis juga diakui oleh jurnal medis.
  2. Mengenali Jurnal yang Dituju 
    Setiap jurnal memiliki fokus dan preferensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting bagi penulis untuk memahami jenis artikel yang biasanya diterbitkan oleh jurnal tersebut. ”Sama seperti ketika seseorang memilih pasangan, mereka harus memahami apa yang diinginkan oleh jurnal," terangnya. Dengan mempelajari format, gaya penulisan, serta topik yang diminati oleh jurnal tertentu, penulis dapat menyesuaikan tulisannya sehingga lebih sesuai dengan kriteria jurnal tersebut.  
  3. Mengikuti Pelatihan Penulisan Jurnal 
    Menghadiri pelatihan dan workshop tentang penulisan jurnal medis merupakan langkah penting bagi penulis pemula. Acara-acara ini sering menghadirkan editor jurnal ternama yang memberikan wawasan berharga tentang apa yang mereka harapkan dari sebuah artikel. Ini akan meningkatkan peluang karya diterima oleh jurnal yang dituju. 

Meskipun AI menawarkan kemudahan, peran utama dalam proses penulisan harus tetap dipegang oleh penulis yakni dengan memastikan setiap bagian dari tulisan adalah hasil kerja keras dan pemikiran yang orisinal.

Bagi para pemula, penting untuk memahami bahwa penulisan jurnal medis memerlukan keterampilan khusus, pemahaman tentang jurnal yang dituju, dan komitmen untuk terus belajar melalui pelatihan dan workshop. Dengan menggabungkan teknologi AI secara bijak dan mempertahankan orisinalitas, peluang untuk sukses dalam dunia penulisan jurnal medis akan semakin besar.

Bagikan Artikel Ini
Hotline