Dokter Ridwan Abdullah Putra Catatkan Rekor MURI Pelayanan Tubektomi Terbanyak dalam Satu Hari
Tubektomi atau lebih dikenal dengan Metode Operasi Wanita (MOW) merupakan metode kontrasepsi mantap pada wanita yang tidak berkeinginan hamil lagi dengan cara mengoklusi (menutup) tuba falopi dengan cara mengikat atau memotong atau memasang cincin sehingga sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur (ovum).
Sudah lebih dari 2000 pasien telah dilakukan MOW oleh Dr. dr. H. Ridwan Abdullah Putra, Sp.OG, Subsp.K.Fm, CH baik saat pendidikan spesialis, menjadi spesialis kebidanan dan penyakit kandungan, bahkan saat setelah menjadi konsultan fetomaternal. Hingga saat ini sosoknya tetap aktif melakukan tindakan MOW, baik kepada pasien-pasien pribadi maupun dalam kegiatan-kegiatan bakti sosial MOW yang dilakukan dan digagasnya.
Sehubungan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79 pada 17 Agustus 2024 lalu dan peringatan hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh pada bulan September ini, serta sejalan dengan program dari BKKBN Provinsi Jawa Barat yang akan memberikan pelayanan keluarga berencana kepada sejuta akseptor dan usaha-usaha percepatan dalam penurunan angka stunting oleh Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, maka dia menginisiasi kegiatan bakti sosial MOW kepada lebih dari 100 akseptor dalam 1 hari yang dilakukan pencatatan rekor oleh MURI dengan tema “Pelayanan Tubektomi (MOW) Peserta Terbanyak dalam Satu Hari yang Dilakukan oleh Satu Orang Dokter”.
Kegiatan ini telah mendapat dukungan dan rekomendasi dari Ikatan dokter Indonesia (IDI) Pusat dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 20 Agustus 2024 bertempat di RSIA Graha Medika Padalarang (GMP), Bandung Barat sejak pukul 07.00 WIB sampai selesai yang dilakukan operator tunggal oleh Dr. dr. H. Ridwan Abdullah Putra, Sp.OG, Subsp.K.Fm., CH yang dibantu oleh 3 orang perawat sebagai asisten operasi, 2 orang penata anestesi dan 1 orang perawat on loop dengan 3 meja operasi dan dilakukan secara estafet dengan metode mini laparatomi pomeroy.
“Rekor MURI ini merupakan rekor pertama tentang tubektomi yang diikuti oleh peserta terbanyak dan dilayani oleh satu orang operator atau dokter dalam satu hari. Sebelumnya belum pernah ada pencatatan rekor terkait hal ini,” kata Dr. Ridwan Abdullah Putra saat dihubungi langsung oleh IDI Online.
Membutuhkan kekuatan fisik yang ekstra, rupanya beliau pun melakukan persiapan fisik supaya proses operasi berjalan lancar dan sempurna. “Kami memulai operasi dari jam 07:30 pagi sampai jam 23:15 malam baru selesai. Rencana awalnya 121 sudah dipersiapkan dan dikumpulkan aseptornya, ternyata ada yang tidak hadir, berhalangan, maka jadinya hanya ada 106. Jadi, memang untuk kegiatan tersebut saya harus menyiapkan kondisi fisik, karena saya sangat yakin dan percaya untuk melakukannya butuh tenaga ekstra yang perlu disiapkan. Saya melakukan beberapa olahraga, seperti gym, berenang, dan lain-lain,” jelasnya.
Dr. Ridwan menjelaskan jika proses operasi setiap pasiennya rata-rata membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama yakni setidaknya 5 menit untuk bisa selesai kecuali jika pasien memiliki komplikasi atau penyulit seperti bekas operasi sehingga prosesnya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit dan kebetulan saat kegiatan ini banyak pasien yang bekas operasi bahkan ada yang sudah 3 kali operasi. Beliau menyebutkan dalam kegiatan ini hanya mengambil waktu istirahat untuk makan dan sholat saja selebihnya Beliau lanjutkan untuk menyelesaikan tubektomi sesuai target lebih dari 100 pasien dalam sehari. Alhamdulillah tepat pukul 00.00 WIB piagam penghargaan diserhkan perwakilan MURI, Awan Raharjo dengan rasa syukur dan gembira yang mendalam karena telah menoreh sejarah baru di dunia kedokteran Indonesia bahkan dunia.
MOW Memiliki Dampak Besar Bagi Masyarakat
Sudah rutin melakukan sosialisasi terkait MOW, Dr. Ridwan mengungkapkan jika hal ini memiliki dampak yang besar bagi masyarakat Indonesia yakni memperkenalkan kontrasepsi mantap pada wanita, yang selama ini masih dianggap tabu.
“Selama ini kan masih banyak yang ragu terkait keamanan dan efek sampingnya, dengan saya melakukan hal ini paling tidak saya menyebarkan informasi dan meyakinkan masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung Barat dan Jawa Barat untuk tidak lagi takut untuk melakukan MOW ini,” tuturnya.
Tak hanya itu saja, Dr. Ridwan juga ingin memberikan motivasi kepada rekan-rekan sejawat saya, para dokter obgyn, khususnya para junior untuk bisa berbuat lebih baik kapanpun dan dimanapun itu.
“Padahal jika dilihat, usia saya sudah setengah abad lebih, tapi saya masih bisa berbuat hal yang bermanfaat bagi banyak orang,” terangnya.
Dijelaskan Dr. Ridwan terkait pasien yang mengikuti MOW rata-rata di atas 40 tahun, dan ada juga yang di bawah itu. Kebanyakan dari mereka sudah mempunyai anak lebih dari dari tiga.
Hidup untuk Menebar Manfaat Bagi Sekitar
Sejak 4 tahun terakhir, Dr. Ridwan sudah bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat baik di Rumah Sakit Umum Daerah maupun di rumah sakit swasta miliknya.
Dengan melakukan bakti sosial MOW ini secara rutin sehingga BKKBN Pusat menganugerahkan Satya Lencana Dharma Manggala Kencana atas jasa-jasanya selama ini yang turut aktif membantu peran serta pembangunan nasional khususnya di bidang keluarga berencana dan pengendalian penduduk.
“Sebelum saya melakukan pencatatan rekor MURI ini, saya rutin memberikan edukasi selama 4 tahun terakhir yang bekerja sama dengan dinas terkait untuk melakukan tindakan MOW baik melalui metode minilaparotomi maupun laparoscopi. Jadi, pada kesempatan kemarin itu karena bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI kenapa tidak dijadikan momentum untuk mencatat rekor, alhasil terjadilah acara tersebut yang memotivasi saya untuk melakukan pencatatan rekor ini,” bebernya.
Dr. Ridwan memiliki prinsip dalam hidupnya untuk bisa terus berkarya selama dirinya masih mampu. “Prinsip hidup saya ingin berkarya terus. Saya juga sempat mendapatkan beberapa penghargaan nasional. Kedepannya belum terpikirkan untuk melakukan apa lagi, tapi jika ada momen yang pas, bisa jadi akan ada kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya seperti yang sudah dilakukan kemarin,” tutupnya.