Banner

Ikatan Dokter Indonesia dan Hansaplast Berkolaborasi Lewat Program Anak Siaga Tanggap Rawat Luka

Dalam rangka memperingati World First Aid Day atau Hari Pertolongan Pertama Sedunia, Hansaplast, sebagai merek perawatan luka terkemuka di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pertolongan pertama dan perawatan luka. 

Bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Hansaplast meluncurkan program "Anak Siaga Tanggap Rawat Luka", yang berlangsung sepanjang bulan Agustus hingga September 2024.

Tahun ini, Hansaplast dan IDI menggandeng Dinas Pendidikan untuk memperluas cakupan program edukasi mereka. Melalui program "Anak Siaga Tanggap Rawat Luka", sebanyak 50.000 siswa dari 250 sekolah dasar di lima provinsi di Indonesia akan mendapatkan pelatihan mengenai penanganan luka ringan, mulai dari cara membersihkan luka, menggunakan plester, hingga mencegah infeksi.

Program ini menjadi inisiatif pertama di Indonesia yang melibatkan kolaborasi tiga pihak sekaligus—Hansaplast, IDI, dan Dinas Pendidikan—dan berhasil memecahkan Rekor MURI sebagai program pelatihan perawatan luka untuk anak usia sekolah dasar dengan peserta terbanyak.

Menurut dr. Fachrurrozy Basalamah, perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia, pengetahuan tentang pertolongan pertama sangat penting untuk diketahui oleh semua kalangan, termasuk anak-anak. 

“Anak-anak seringkali tidak melaporkan luka kecil kepada orang tua, entah karena takut atau tidak tahu harus berbuat apa. Padahal, luka yang tidak ditangani dengan benar bisa berisiko terkena infeksi atau bahkan tetanus,” jelasnya. 

Oleh karena itu, melalui program ini, para siswa diharapkan dapat menguasai langkah-langkah dasar perawatan luka sehingga mereka bisa merawat diri sendiri maupun membantu teman sebaya dan anggota keluarga lainnya.

 

Pelatihan dengan Pendekatan Interaktif dan Menarik

Kegiatan pelatihan di sekolah-sekolah akan dilaksanakan dengan metode yang interaktif dan menyenangkan. Para siswa tidak hanya diajarkan secara teori, tetapi juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara merawat luka sederhana menggunakan peralatan peraga yang telah disediakan. 

Selain itu, dokter-dokter dari IDI akan memberikan penjelasan tentang berbagai jenis luka yang mungkin terjadi di lingkungan sehari-hari, serta cara mencegah agar luka tersebut tidak berkembang menjadi lebih parah. 

Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk kesadaran bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab untuk bisa memberikan pertolongan pertama, terutama pada situasi darurat. 

“Melalui pelatihan ini, anak-anak akan belajar bahwa mereka dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain,” tambah dr. Fachrurrozy.

 

Dukungan dan Peran Aktif dari Para Dokter

Para dokter yang tergabung dalam IDI juga memiliki peran yang sangat penting dalam program ini. Mereka tidak hanya bertindak sebagai pengajar di sekolah-sekolah, tetapi juga berkomitmen untuk terus menyebarkan pengetahuan tentang perawatan luka dan pertolongan pertama di seluruh wilayah Indonesia. 

“Saat ini, kami memulai dari 5 provinsi sebagai pilot project. Namun, harapan kami adalah agar program ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia, sehingga lebih banyak anak yang bisa mendapatkan manfaatnya,” ujarnya.

Selain pelatihan di sekolah dasar, IDI juga merencanakan untuk memperluas edukasi ke kelompok usia lainnya, termasuk remaja, orang dewasa, hingga lansia. Fokus edukasi yang lebih luas ini diharapkan dapat mencakup berbagai situasi darurat, seperti penanganan serangan jantung atau stroke, yang seringkali menjadi penyebab utama kematian mendadak. 

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support. Ini penting untuk membangun masyarakat yang siap siaga dan saling menjaga,” imbuhnya.

>>>YouTube Video Profil Anak Siaga Hansaplast MURI<<<

 

Mengatasi Tantangan Kesehatan dengan Pendidikan Sejak Dini

Hansaplast dan IDI sepakat bahwa pendidikan tentang pertolongan pertama harus dimulai sejak dini. Anak-anak yang sudah dibekali dengan pengetahuan ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Mereka bukan hanya diajari untuk menjaga diri sendiri, tetapi juga untuk bisa membantu orang-orang di sekitarnya jika terjadi kecelakaan atau cedera ringan.

Dengan keberhasilan kolaborasi ini, Hansaplast dan IDI berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam program-program edukasi kesehatan yang serupa. 

“Kami sangat bangga bisa bekerja sama dengan IDI dan Dinas Pendidikan dalam program ini. Ini adalah langkah awal yang baik, dan kami berharap dapat terus melanjutkan misi kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertolongan pertama,” tutup perwakilan Hansaplast.a

Melalui program "Anak Siaga Tanggap Rawat Luka", Hansaplast dan IDI tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan kesadaran dan tanggung jawab kepada generasi muda untuk menjadi pribadi yang siaga dan peduli terhadap kesehatan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, dimulai dari tindakan kecil seperti perawatan luka yang benar.

 

Bagikan Artikel Ini
Hotline