Memahami Jenis Patah Tulang, Cara Penanganan, dan Tips Pencegahannya
Patah tulang dan cedera pada sistem gerak lainnya merupakan kejadian yang umum terjadi, baik akibat kecelakaan, trauma, maupun kondisi medis tertentu. Memahami jenis, penanganan, dan pencegahan patah tulang menjadi kunci untuk mendapatkan pemulihan yang optimal.
Patah tulang dan cedera sendi tidak hanya terjadi pada orang tua, akan tetapi juga dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia. Hal ini penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa ketika mereka mengalami cedera, seperti keseleo atau patah tulang, konsultasi dengan dokter adalah langkah yang tepat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Mengenal Patah Tulang dan Cedera Sendi yang Umum Terjadi
Dokter Spesialis Ortopedi, dr. Andri Wiguna,SpOT, MARS mengatakan jika patah tulang terjadi ketika tulang mendapat daya yang melebihi kekuatan yang ditampung, dan selanjutnya akan mengalami patah atau kerusakan. Hal ini terjadi karena dua faktor, gaya langsung atau gaya tidak langsung.
“Gaya langsung terjadi sesuatu hal yang langsung kena dengan tulangnya langsung, misalnya tertabrak motor, yang kalau gayanya cukup besar maka akan membuat patah tulang. Sedangkan untuk gaya tidak langsung, contohnya ketika kita sedang berlari dan memutarkan badan terjadi hal yang menyebabkan patah tulang secara tidak sengaja. Contoh lainnya ketika terjatuh dan tangan menumpu pada tanah, yang patah itu tidak harus selalu di bagian pergelangan tangannya, tapi bisa juga juga mengenai siku,” jelasnya.
Selain patah tulang, dijelaskan oleh dokter yang berpraktek di RSUD Karawang, RSU Rosela, RS Mandaya Karawang ini jika ortopedi juga mencakup trauma atau cedera pada bagian lain yang terdapat pada sistem gerak. Misalnya, cedera pada otot, dimana otot itu bisa robek. Lalu, ada cedera pada tendon, ligamen, bantalan, termasuk pada saraf dan pembuluh darah yang terdapat pada organ gerak kita, kedua tangan dan kedua kaki, dislokasi, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Patah Tulang
Ada berbagai jenis patah tulang dan cedera sendi yang dapat terjadi, antara lain:
Patah tulang tertutup: Tulang patah tetapi tidak menembus kulit.
Patah tulang terbuka: Tulang patah dan menembus kulit.
Dislokasi: Tulang keluar dari posisinya yang normal.
Cedera ligamen: Ligamen, jaringan yang menghubungkan tulang, robek atau tegang.
Cedera tendon: Tendon, jaringan yang menghubungkan otot ke tulang, robek atau tegang.
Gejala Patah Tulang
Gejala patah tulang juga bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan cederanya. Berikut beberapa gejala umum patah tulang:
Nyeri yang tajam dan berdenyut
Pembengkakan dan memar di sekitar area cedera
Deformitas pada area yang cedera
Kesulitan bergerak atau menopang berat badan pada area yang cedera
Rasa kisi atau krepitasi saat menggerakkan area yang cedera
Penanganan Awal dan Lanjutan Cedera Tulang dan Sendi
Penanganan awal yang tepat sangat penting untuk meminimalkan kerusakan dan mempercepat proses pemulihan. Penanganan awal yang dikenal dengan PRICE (Protection, Rest, Icing, Compression, and Elevation) meliputi:
Protection: Melindungi bagian yang cedera untuk mencegah cedera lebih lanjut.
Rest: Mengistirahatkan bagian yang cedera dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk cedera.
Icing: Mengompres bagian yang cedera dengan es untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
Compression: Membalut bagian yang cedera dengan perban elastis untuk membantu mengurangi pembengkakan dan meningkatkan aliran darah.
Elevation: Meninggikan bagian yang cedera di atas jantung untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Selain penanganan awal, terdapat penanganan lanjutan yang biasanya harus dilakukan di rumah sakit, jika ternyata setelah dilakukan pemeriksaan yang lengkap terjadi hal-hal lainnya.
“Misalnya tulangnya geser, maka harus dikembalikan ke posisi semula. Begitu juga kalau ada patah tulang, harus segera dilakukan penanganan lanjutan. Oleh karena itu dibutuhkan penangan yang lebih serius di rumah sakit,” ungkap dr. Andri Wiguna yang juga menjabat sebagai Ketua Umum IDI Kabupaten Karawang ini.
Penanganan lanjutan di rumah sakit mungkin diperlukan jika cedera parah, seperti patah tulang yang bergeser atau membutuhkan operasi. Selanjutnya, Dokter Spesialis Ortopedi akan melakukan pemeriksaan fisik, rontgen, dan tes pencitraan lainnya untuk mendiagnosis jenis dan tingkat keparahan cedera.
Pencegahan Patah Tulang
Patah tulang sebenarnya dapat dicegah. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Menjaga Pola Makan Sehat dan Seimbang
Pastikan untuk memperhatikan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup untuk kesehatan tulang.
Rutin berolahraga
Lakukan aktivitas fisik yang memperkuat tulang dan otot. Kamu bisa melakukan olahraga ringan atau berat. Luangkan untuk berolahraga rutin setiap minggunya.
Hindari Aktivitas Berisiko Tinggi
Gunakan alat pelindung diri saat berolahraga atau bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi. Hal ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Perhatikan Kondisi Medis
Konsultasikan dengan dokter jika kamu memiliki kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko patah tulang, seperti osteoporosis.
Meningkatnya Kesadaran Masyarakat
Saat ini, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya penanganan cedera tulang dan sendi yang tepat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah pasien yang berkonsultasi dengan dokter ortopedi, dibandingkan dengan berobat ke tukang pijat.
“Sekarang ini mulai banyak awareness atau kesadaran dari orang-orang. Ketika mereka keseleo atau cedera itu sudah mulai banyak yang melakukan konsultasi. Kalau dulu mungkin banyak yang larinya ke tukang pijat, bukan diobati oleh dokter. Mungkin karena saat ini segala informasi bisa didapatkan dan disebarkan dengan mudah, masyarakat jadi lebih peduli ketika diri mereka mengalami cedera pada otot, jaringan lunak, dan lain-lain,” beber dr. Andri Wiguna.
Ketahuilah jika memahami jenis, penanganan, dan pencegahan patah tulang dapat membantu kita untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi, serta meningkatkan kualitas hidup. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami cedera tulang atau sendi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.