Banner

Pembangunan Indonesia Sehat: KOMPAK adakan diskusi dengan Capres – Cawapres RI 2024

JAKARTA – Asosiasi kesehatan dan organisasi profesi yang tergabung dalam Komunitas Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KOMPAK) telah menggelar acara Dialog Nasional KOMPAK dengan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI tentang Pembangunan Kesehatan Indonesia pada Selasa, 16 Januari 2024 yang berlokasi di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. 

Acara dialog ini dikoordinatori oleh DR.Dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT selaku ketua umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) yang mengundang ketiga para calon presiden dan wakil presiden untuk membahas tentang pembangunan kesehatan.

Dr. Moh. Adib mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya, yaitu diskusi KOMPAK dengan mengundang perwakilan tim sukses (timses) dari masing-masing paslon presiden terkait program kesehatan yang dijanjikan oleh paslon dalam bidang kesehatan.

“Dua kali fase yang kita lakukan, yang pertama pertemuan dengan timses. Konteksnya adalah menjelaskan tentang terms of reference dari kegiatan yang kita lakukan, sehingga pasangan calon, baik calon presiden maupun calon wakil presiden itu sudah punya konsep dari apa yang sudah kita diskusikan bersama timses.” ujarnya.

Namun sayangnya, pada acara kali ini hanya dihadiri oleh capres nomor urut 01 yaitu Anies Baswedan secara virtual melalui Zoom. Sementara itu dari pihak capres nomor urut 02&03 diwakilkan oleh tim sukses masing-masing. 

Menurut penyelenggara, capres nomor urut 01 dinilai yang paling serius dalam memberikan pidatonya mengenai sektor kesehatan. “Kehadiran pasangan calon adalah mempertegas komitmen pasangan calon terkait kesehatan.” kata Dr. Moh Adib. Disamping itu, ia juga menegaskan bahwa KOMPAK tidak memihak paslon manapun, baik nomor urut 01,02 & 03.

Acara tetap berjalan dengan lancar walaupun kurangnya kehadiran dua capres secara langsung. Dialog Nasional ini dihadiri oleh 11 organisasi profesi dan 8 asosiasi kesehatan yang bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana upaya untuk menyelesaikan tantangan kesehatan Indonesia di masa depan. 

“Kami bukan hanya ingin hadir sebagai penonton, melainkan ingin terlibat dalam perumusan kebijakan strategis bersama presiden terpilih.” Ujarnya. Koordinator acara tersebut menyampaikan bahwa KOMPAK siap menjadi mitra utama pemerintah dalam permasalahan kesehatan.

Ketua Umum PB IDI menilai bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh calon presiden dan wakil presiden 2024 dalam bidang kesehatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditekankan oleh calon presiden dan wakil presiden 2024 di antaranya terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penanganan penyakit menular dan tidak menular, permasalahan pengurangan angka stunting, hingga masalah akses kesehatan yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia.

 

Anies Baswedan Janjikan Akses Kesehatan Merata yang Berkualitas

Calon Presiden nomor urut 01, Anies Baswedan dalam Dialog Nasional bersama KOMPAK memaparkan misinya dalam bidang kesehatan. Anies mengatakan bahwa ia ingin membangun akses kesehatan yang berkualitas demi menuju Indonesia yang adil dan makmur secara merata.

“Misi kami adalah membangun akses kesehatan berkualitas, salah satu jalan menuju Indonesia adil makmur untuk semua. Ketika ini dikerjakan, bapak, ibu sekalian, maka kita semua berusaha mengikhtiarkan agar adil makmur itu untuk semua,” ucapnya.

Anies berbicara mengenai ketimpangan yang terjadi pada akses Rumah Sakit di wilayah Indonesia. Ia mengatakan bahwa ketimpangan dan ketidakadilan tidak boleh dibiarkan dan harus segera diadakannya perubahan. Peningkatan IPM atau Indeks Pembangunan Manusia dinilai merupakan salah satu cara untuk mempercepat pembangunan manusia di seluruh wilayah Indonesia.

“Jadi bila kita tidak seriusi soal ini, padahal IPM itu unsurnya adalah salah satu yang utama kesehatan, selain pendidikan jadi dengan potret itu tidak ada pilihan lain bagi kita untuk mempercepat pembangunan manusia di seluruh wilayah Indonesia agar ketertinggalan bisa segera dikoreksi dan maju bersama, jangan maju sebagian.” kata Anies.

Menurut data yang ia sampaikan, sekitar 64% Dokter dan 74% Rumah Sakit berada di Jawa – Sumatera, sedangkan 68% Rumah Tangga di luar Jawa – Sumatera merasa kesulitan mengakses rumah sakit. Anies menilai, perlu adanya perubahan dalam program kerja di bidang kesehatan yaitu dengan mengubah fokus kesehatan kuratif menjadi promotif, preventif, dan kuratif, membangun pendekatan kolaborasi dan gotong royong, kesehatan nasional dan kesejahteraan nakes tumbuh berdampingan, dan adanya pendekatan Health In All Policies. 

 

Masyarakat Kesehatan Sejahtera Rakyat Sentosa bersama Ganjar-Mahfud

Pada acara Dialog Nasional Kesehatan Komunitas Profesi dan Asosiasi Kesehatan bersama Capres dan Cawapres RI, Ganjar Pranowo – Mahfud MD mengkonfirmasi berhalangan hadir dan diwakilkan oleh tim sukses (timses). Dalam bidang kesehatan, paslon 03 telah menyiapkan visi, misi serta program unggulannya. 

Dr. Dripa Syahbana, selaku perwakilan dari timses Ganjar-Mahfud menyampaikan Visi dalam bidang kesehatan yaitu “Masyarakat Kesehatan Sejahtera Rakyat Sentosa”, bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan amanat konstitusi, yang juga tertuang pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menyatakan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan.

Dripa juga memaparkan Misi yang terkait dengan kesehatan yaitu Investasi Manusia dan Pelayanan Masyarakat. Program unggulan yang diusung oleh paslon 03 adalah “Program 1 Desa, 1 Faskes dan 1 Nakes” dimana dalam program tersebut mengarahkan kepada pengoptimalan dan revitalisasi fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan dari tingkat terkecil yaitu desa atau kelurahan.

“Dan kami sudah melakukan perhitungan berapa alokasi APBN yang akan di alokasikan disitu. Jadi bukan asal dibikin.” ujar Dripa. 

Beliau juga menyinggung mengenai tantangan dunia kesehatan yaitu dari kurangnya akses ke layanan primer, kurangnya kapasitas pelayanan rujukan di rumah sakit, ketahanan kesehatan yang masih lemah, pembiayaan kesehatan yang belum efektif dan efisien, SDM kesehatan yang masih kurang dan tidak merata, hingga minimnya integrasi data teknologi kesehatan serta inovasi bioteknologi yang menjadi fokus paslon untuk memperbaiki dunia kesehatan Indonesia.

“Misi ini ditunjukan untuk mencapai Indonesia unggul dan nomor satu adalah investasi ke manusia, yang menjadi bagian darinya adalah kesehatan.” ucapnya.

Sementara itu, pada saat acara sesi ke-2 yang seharusnya dijadwalkan diskusi bersama paslon nomor urut 02 tetap berjalan meski tanpa kehadiran paslon dengan tetap mendengarkan aspirasi dari para panelis yang kemudian aspirasi tersebut akan ditampung dan diserahkan kepada paslon 02 melalui perwakilan.

 

L A P / U AL

Bagikan Artikel Ini
Hotline