Banner

Peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia ke-116 Digelar di Yogyakarta, Ini Rangkaian Kegiatannya

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bakal menggelar puncak peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) yang ke-116 pada 16-20 Mei di Desa Selopamioro, Kapanewon, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Daerah tersebut merupakan daerah binaan IDI Yogyakarta. Adapun beberapa rangkaian kegiatannya meliputi operasi katarak, operasi bibir sumbing, donor darah, olahraga bersama, sampai upacara tabur bunga di Makam Dr. Wahidin Sudirohusodo yang berlokasi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dengan mengusung tema ‘Sinergi Kolaborasi untuk Negeri’, IDI ingin meningkatkan wujud nyata bakti dokter Indonesia untuk rakyat Indonesia, dalam partisipasinya mendampingi masyarakat menuju Indonesia Sehat yang berdaulat.

Melalui peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia ke-116 ini, IDI juga ingin melakukan beberapa hal, seperti: 

  • Melakukan advokasi kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pengambil kebijakan serta stakeholder terkait dalam merumuskan kebijakan pro rakyat dalam bidang kesehatan dan lingkungan. 

  • Melakukan kampanye dan upaya promosi kesehatan dengan pemanfaatan budaya dan kearifan lokal

  • Melakukan branding dan kampanye positif tentang IDI dan wajah dokter Indonesia yang selalu hadir bersama rakyat Indonesia.

  • Melakukan kampanye kesehatan ibu, anak dan remaja, ketahanan gizi, dan pangan serta peningkatan edukasi kesehatan masyarakat sebagai upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

  • Bersinergi dengan program pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat setempat, dalam upaya membangun gerakan preventif dan promotif yang berkesinambungan baik dalam bidang penyakit menular dan penyakit tidak menular

  • Melakukan pelayanan langsung sebagai wujud bakti dokter kepada rakyat Indonesia yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis, layanan home care yang berkesinambungan, pengobatan gratis dan gerakan lingkungan sehat madani.

Makna Logo Hari Bakti Dokter Indonesia ke-116

 

Dengan semangat kolaborasi untuk negeri, para peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-116 ini dituangkan melalui sebuah logo yang penuh makna dan harapan. Berikut penjelasannya: 

  1. Pisau Bedah: Simbolisasi proses dan usaha para dokter yang tergabung di IDI untuk memberikan pengobatan bagi masyarakat

  2. Pasak/Patok: Menandakan para dokter yang tergabung di IDI senantiasa bersatu menjadi pasak yang kokoh, kembali ke tanah (masyarakat) untuk menguatkan pondasi negeri

  3. Nots melodi: Lantunan irama, mars, dan hymne IDI diharapkan bisa sampai kepada masyarakat

  4. Jaring: Penguatan kerjasama, kokoh, menjadi satu, terintegrasi dan simbolisasi para dokter yang tergabung di IDI bisa berkolaborasi bersama dalam membangun negeri

Kilas Balik Hadirnya Ikatan Dokter Indonesia 

Seabad yang lalu, jauh sebelum adanya rekomendasi WHO dan berbagai organisasi dunia tentang tiga peran utama dokter, yakni agent of treatment, agent of change, dan agent of development, dokter Indonesia sudah menjalankan peran kompleks dalam pembangunan manusia Indonesia. Dokter hadir sebagai barisan terdepan yang mengawal keberlangsungan sebuah bangsa. Golongan yang semula berkutat dalam pengobatan, aktif sebagai garda pergerakan. Sebut saja, Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Soetomo, Dr. Cipto Mangunkusumo dan dokter pribumi lainnya yang mengawali semangat kebangkitan nasional. 

Melalui pendidikan kepada masyarakat, para dokter mampu mengobarkan jiwa nasionalisme sehingga perjuangan menuju Indonesia Merdeka dapat tercapai. Ini merupakan wujud nyata dan catatan sejarah bahwa dokter Indonesia lahir dari permasalahan rakyat dan tumbuh bersama rakyat itu sendiri. Tahun berganti dan tantangan selepas kemerdekaan berbeda dengan masa sebelumnya. Pembangunan kesadaran diri akan kesehatan, wabah yang merebak dan pembangunan fasilitas kesehatan serta pemerataannya. 

Masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI) yang kini berganti nama Ikatan Dokter Indonesa memiliki tanggung jawab moral kepada bangsa untuk mengkatalisasi perwujudan keadilan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menjelang 116 tahun baktinya pada negeri, IDI telah tersebar di 34 wilayah dan kurang lebih 462 cabang juga tersebar di seluruh pelosok Indonesia. 

Dokter-dokter Indonesia, terjepret kamera atau pun tidak, konsisten mendampingi masyarakat dalam upaya mewujudkan kesehatan yang dekat dan terjangkau. Dokter-Dokter Indonesia ini mengabdi di garis-garis terluar negeri, bertahan di tengah keterbatasan akses dan sarana obat-obatan, pun dari wacana dokter asing dan framing serta kebijakan kesehatan yang jauh dari kata memihak. Kecintaannya pada negeri, menjadi energi untuk melayani, walau kadang sampai melewati batas kemampuan fisik diri.

Kemajuan teknologi, terutama kebebasan dalam bermedia sosial dan berpendapat di tengah masyarakat yang tidak disertai dengan kecerdasan emosional dan tanggung jawab moral, tidak dapat dipungkiri dapat menggerus marwah profesi kedokteran. Opini, hoax, dan narasi nirfakta, dapat berkembang menjadi justifikasi yang dapat diamini banyak pihak, meskipun tanpa disertai fakta yang kuat. Polarisasi dokter vs rakyat seyogyanya tidak terjadi, karena jika menelisik kembali pada sejarah, dokter dan rakyat dalam kesatuan teguh dan tangguh di sepanjang pergerakan perjuangan bangsa. Karena dokter Indonesia untuk rakyat Indonesia.

Tautan Untuk Mengunduh: LOGO GUIDELINE HBDI 116

Ikuti juga:

Bagikan Artikel Ini
Hotline