Sosok Dokter Dibalik Program Transmigrasi Indonesia (Refleksi Hari Bakti Transmigrasi)
Dr. dr. Muhammad Isman Jusuf, Sp.N
Departemen Kajian Sejarah Dan Kepahlawanan Dokter
Bidang Organisasi PB IDI
Setiap tanggal 12 Desember diperingati sebagai Hari Bakti Transmigrasi. Hari ini menandai dilaksanakannya program pemindahan penduduk atau transmigrasi perdana di Indonesia pada 12 Desember 1950 dengan memberangkatkan 23 keluarga ke Lampung dan dua keluarga ke Lubuk Linggau. Pada awalnya program transmigrasi mendapat stigma negatif dari masyarakat karena dianggap sebagi upaya Jawanisasi atau penyebaran orang Jawa ke seluruh Indonesia. Meskipun peserta transmigrasi kebanyakan dari pulau Jawa, namun, tidak semuanya merupakan orang Jawa karena pada hakekatnya transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke wilayah lain, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan. Oleh sebab itu maka pemerintah merasa perlu membentuk kementerian yang mengurusi transmigrasi
Dalam Kabinet Djuanda untuk pertama kalinya dibentuk kementerian urusan transmigrasi, dan dr.Ferdinand Lumban Tobing, sebagai tokoh luar jawa dipercaya menjabat Menteri urusan transmigrasi sejak 25 Juni 1958 sampai 5 Juli 1959. Sebagai menteri pertama dalam urusan transmigrasi, maka langkah pertama yang dilakukan oleh dr.Ferdinand Lumban Tobing adalah mempersiapkan payung hukum program transmigrasi di Indonesia. Pada 22 Oktober 1958, untuk pertama kalinya lahir Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 1958 tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Transmigrasi. Selanjutnya pada 17 April 1959 ditetapkan PP Nomor 13 Tahun 1959 mengenai Pengubahan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1958 Tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Transmigrasi. Dalam kurun waktu tahun 1950-1959, Pemerintah berhasil memindahkan 227.360 orang transmigran. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan bagi dr.Ferdinand Lumban Tobing sebagai Menteri Transmigrasi karena dalam kurun waktu yang singkat mampu membuat regulasi tentang transmigrasi sekaligus implementasinya di lapangan. Siapakah sosok dr.Ferdinand Lumban Tobing?
Tokoh kelahiran Sibuluan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara pada 19 Februari 1899 ini merupakan seorang dokter lulusan STOVIA tahun 1924. Sebagai dokter, beliau pernah ditempatkan di sejumlah daerah di Indonesia diantaranya rumah sakit CBZ Jakarta, Tenggarong, (Kalimantan Timur), Surabaya, (Jawa Timur), lalu dipindahkan lagi ke daerah kelahirannya di Tapanuli (Sumatera Utara). Di Tapanuli, dr. Ferdinand ditempatkan di Padang Sidempuan, kemudian dipindahkan ke Sibolga. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, dr. Ferdinand bertugas sebagai dokter pengawas kesehatan romusha yang selalu melanyampaikan kritik dan protes terhadap pemerintah Jepang, mengenai kegiatan romusha yang berlangsung di Indonesia.
Disamping aktif sebagai seorang dokter, dr.Ferdinand juga berkiprah di pemerintahan. Pada masa pendudukan Jepang, beliau dipercayai sebagai Ketua Syu Sangi Kai (Dewan Perwakilan Rakayat Daerah) di Tapanuli dan anggota Cuo Sangi In (Dewan Pertimbangn Pusat). Pada saat Agresi Militer II Belanda, dr. Ferdinand diangkat menjadi Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan sekaligus memimpin perjuangan gerilya. Setelah Indonesia merdeka, dr. Ferdinand terlibat dalam Kabinet Ali Sastroamidjoyo I sebagai Menteri Kesehatan ad interim dan Menteri Penerangan pada periode 1953-1955. dr. Ferdinand Lumban Tobing meninggal dunia di Jakarta. pada 7 Oktober 1962, dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di di tanah kelahirannya di Kolang, Sibolga.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya, maka nama dr. Ferdinand Lumban Tobing diabadikan menjadi nama sebuah Rumah Sakit Umum di Sibolga dan bandar udara di Pinangsori, Tapanuli Tengah. Pada 17 November 1962, berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 361 Tahun 1962, beliau ditetapkan menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Lewat kiprahnya dalam program transmigrasi, dr. ferdinand Lumban Tobing telah menginspirasi generasi para dokter berikutnya untuk mendedikasikan diri demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Selamat hari bakti transmigrasi.